"Aku tidak senang dengan saudaraku, Aku selalu merasa jengkel jika dia ada, karena dia selalu berprestasi. Setiap kali dia masuk di suatu tempat, dia selalu menjadi perhatian orang - orang. Selain itu dia juga sombong, tidak pernah menghargaiku, dan bertindak seolah - olah hanya dia yang ada di tempat itu. Aku sebenarnya tidak ingin membencinya, tetapi dia tidak pernah memberikan kesempatan kepadaku untuk mencintainya. Perasaan seperti itu sungguh sangat meresahkan dan menyiksaku. Akan tetapi apalah dayaku. Setiap kali aku hendak menghadapinya dengan perasaan yang berbeda, aku tidak mampu melakukan hal itu. Dia selalu membakar darahku dan membuatku merasa tak ada artinya sama sekali. Seolah - olah diriku ini tidak ada arti apa - apa jika sedang berada di sampingnya".
Waalaikum salam...
Anda sebenarnya tidak membenci saudara anda, yang terjadi sebenarnya adalah anda merasa resah saat anda membandingkan diri anda sendiri dengan dirinya. Sebenarnya perasaan iri diantara saudara adalah hal yang wajar, selama hal itu dilakukan dalam batas - batas yang wajar serta tidak menjadi penghalang bagi mereka untuk saling mencintai, mendambakan kebaikan bagi saudaranya, serta bahagia dengan prestasi yang diraih oleh saudaranya. Rasa iri yang baik dan perlu dimiliki adalah rasa iri yang mendorong kita membenahi diri kita. Dan, orang orang yang cerdas adalah orang yang melakukan kompetisi dengan dirinya sendiri dan bukan berkompetisi dengan saudaranya. Karena jika itu yang terjadi, maka dia akan merasa tersiksa sendiri. Berkompetisi dengan diri kita sendiri berarti mengembangkkan setiap kemampuan yang kita miliki serta menjadikan kesuksesan sebagai prioritas utama. bukan agar kita bisa menjadi lebih baik dari saudara kita atau teman kita, melainkan agar hidup kita menjadi begitu bermakna. Juga karena kita memang berhak mendapatkan keuntungan, kesuksesan dan prestasi. Dan hal itu hanya akan terjadi saat kita memanfaatkan kemampuan yang kita miliki dengan simaksimal mungkin untuk membangun kesuksesan dan tidak menyia-nyiakannya sedikit pun, untuk memikirkan kesuksesan yang diraih orang lain atau perilaku mereka. Kita tidak memiliki waktu yang bisa di sia - siakan untuk hal - hal yang tidak ada gunanya. Hal - hal yang hanya akan mendatangkan kepedihan jiwa dan membuat kita untuk memusuhi orang lain, bukanya mendukung diri kita dengan perasaan positif yang bisa mendorong kita untuk mengubah diri kita menjadi lebih baik.
Jika anda telah mampu melakukan hal itu, niscaya anda akan mendapatkan bahwa perasaan anda terhadap saudara anda akan menjadi lebih baik. Barangkali anda akan menjadi lebih positif sehingga secara tidak langsung, anda akan belajar darinya, bagaimana dia mengatur waktu dan meningkatkan kemampuanya dalam belajar, bukanya membuang - buang waktu secara percuma untuk merasa jengkel kepadanya. Tidak benar bahwa kita perlu mendapatkan kesempatan dari orang lain agar kita bisa mencintai mereka. Sebenarnya kita pasti akan mencintai saudara kita selama kita berhenti membanding - bandingkan diri kita dengan mereka serta menghukum mereka atas kesuksesan yang telah mereka raih. Sebagai gantinya, kita harus membangkitkan semangat kita untuk meraih prestasi. Dengan begitu, kita juga akan merasakan buah dari sebuah kesuksesan yang begitu menyenangkan. Cobalah untuk mengubah pola pikir anda, niscaya anda tidak akan merasa sakit hati lagi, tidak akan tersiksa, serta bisa meraih kebahagiaan, kesuksesan dan begitu mengagumkan. Jika anda sudah mampu meraih semua itu, ingatlah bahwa rasa iri tidak menghancurkan anda untuk kedua kalinya.